Tuesday, March 8, 2011

si cacing dan si bintang

Si cacing teronggok sendirian di tanah lembab.
Siapa yg peduli akan kehadirannya?
Si cacing merasa hampa,kapan ada yang menyinarinya? Kapan ada yg memberi cahaya padanya? (Kalo di dunia nyata sih cacing kalo kena sinar bukannya menggelepar ya?haha)
Namun malam ini ia sendiri.
Ia pun mendesah.
Melihat ke atas.
Bintang malam ini begitu indah.
Sinarnya cantik,begitu berkilau di tengah kegelapan malam.
Ia pun jatuh cinta pada sang bintang.
Si cacing setiap hari selalu menunggu dtgnya malam.
Hanya untuk melihat pesona sang bintang.
Apabila langit mendung,ia pun selalu berdoa semoga bintang baik2 saja dan muncul kembali.
Lama kelamaan si cacing pun semakin terbuai oleh pesona sang bintang.
Ingin menyentuhnya namun tak sampai.
Cacing ada di tanah,bintang ada di langit. Jaraknya jauh sekali. Bagaimana bisa ia menggapai sang bintang?
Bintang itu terlalu menyilaukan,membuat semua org terpesona pada sinarnya,pada keelokan rupanya, sementara si cacing.. Hmm. Siapa sih cacing? Kalo ada orang lewat juga toh ga peduli akan adanya cacing.
Cacing menyadari siapa dirinya,mana bisa ia menggapai sang bintang?
Namun,suatu hari,takdir siapa yang tau.
Sang bintang pun meluncur dari langit.
Wuuuusssssss.
Cacing pun terkejut melihat ada benda jatuh dari langit.
Ia pun terdiam.ia berlari ke arah suara tersebut$
Ia berhasil menyentuh sang bintang.
Tapi... Ia tidak tahu bintang ternyata sebesar itu. Cacing pun mati tertimpa sang bintang yang jatuh. Memang dari awal cacing dan bintang tak ditakdirkan bersama

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home